"SELAMAT DATANG DI BLOG ORANG-ORANG PRIBUMI"

Minggu, 04 Desember 2011

Hukumi aku dengan kasih sayang, bukan dengan keadilan-Mu


Manakala engkau menunutut ganjaran atas suatu amal, maka engkau dituntut keikhlasan dalam beramal. Cukuplah bagi orang yang bimbang jika ia menemukan keselamatan. (Kitab Al Hikam).

Anakku, apabila engkau menuntut upah / pahala untuk sesuatu amal perbuatan, pasti engkau juga akan dituntut kesempurnaan dan keikhlasanmu dalam beramal melakukan perbuatan itu.
Terkadang sebuah amal masih banyak cacat celanya di sana sini. Bagi seorang yang merasa belum sempurna amalnya, maka ia harus merasa cukup puas jika ia telah selamat dari tuntutan Allah terhadap (kesempurnaan ibadahnya).

Anakku sedapat mungkin janganlah engkau menuntut keadilan kepada Allah. Mungkin engkau mengetahui sebuah dalil, bahwa orang yang beribadah akan masuk surga. Yang karenanya engkau menutut surga karena engkau telah melakukan suatu ibadah.

Harus kau ketahui ibadah seperti apa yang bisa memasukkan seseorang ke surga. Tentu ibadabah yang sempurna bukan ? Anakku, jika ibadahmu tidak sempurna, bukankah masih untung Allah tidak marah dan menghukummu karenanya.”

Anakku, janganlah engkau menuntut surga karena ibadah shalatmu. Tapi tuntutlah kasih sayang Allah kepadamu. Jika Allah menyayangimu, maka Ia akan menghukummu dengan kasih sayang-Nya, dan memaafkan ketidaksempurnaan cacat cela ibadahmu. Dengan demikian ibadah shalatmu tetap dianggap ibadah yang sempurna, dan tercatat atas namamu.

Jangan engkau meminta keadilan hukum kepada Allah. Engkau tidak akan sanggup menghadapinya. Jika Allah menghukummu dengan keadilannya, maka cacat dan cela dalam shalatmu dapat melahirkan kemarahan-Nya dan hukuman yang pahit. Sedangkan jika Allah menghukummu dengan kasih sayang-Nya, maka Allah akan seperti seorang ibu, yang akan tetap menyayangi anaknya, walaupun anaknya bengal dan membantah perintahnya.

Sebagaimana dua orang pernah berkata :

Khair Annassaj berkata: Timbangan amalmu itu sesuai dengan perbuatanmu, karena itu mintalah kemurahan kurniaNya, dan itulah yang baik bagimu. Al-Wasithy berkata: Ibadat-ibadat itu lebih dekat kepada mengharap maaf dan ampun daripada mengharap pahala dan upah.

Annash-rabadzy berkata: Ibadat-ibadat itu bila diperhatikan kekurangan-kekurangannya, lebih dekat kepada mengharap maaf daripada mengharap pahala dan upah.

Bukankah seyogianya kita minta maaf sama Allah karena shalatmu yang belepotan itu, kemudian berdoalah seperti ini, “Ya Allah, hukumi aku dengan kasih sayang-Mu, jangan dengan keadilan-Mu.”

Amin......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar