"SELAMAT DATANG DI BLOG ORANG-ORANG PRIBUMI"

Minggu, 04 Desember 2011

2400 Tahun Hidup Di Dasar Laut Tetapi Tidak Merasa Bosan

2400 Tahun Hidup Di Dasar Laut Tetapi Tidak Merasa Bosan.

160841_large
Al Yafi’I pernah bercerita, sesungguhnya Allah yang Maha Suci lagi Maha Tinggi memberikan wahyu kepada Nabi Sulaiman Bin Dawud AS agar keluar ke tepi laut , di sana engkau akan melihat sesutau yang mengagumkan.
Lantas Nabi Sulaiman AS bersama jin dan manusia keluar, ketika sampai di tepi laut, dia menoleh ke kanan dan ke kiri, ternyata tidak melihat sesuatu yang menarik perhatiannya, lantas Nabi Sulaiman berkata kepada Ifrit: “Hendaklah kamu menyelam ke dasar lauit ini, dan nanti kembalilah dengan membawa sesuatu yang kamu jumpai di dalamnya.” Si Ifrit pun menyelam dan kembali sececah kemudian. Lalu Ifrit berkata: “Wahai Nabi Sulaiman, sesungguhnya aku telah menyelam ke dalam dengan perjalanan yang amat jauh sekitar sekian……… Sungguhpun demikian aku masih belum sampai ke dasarnya dan aku juga tidak melihat sesuatu yang menarik.”
Nabi Sulaiman memerintah kepada Ifrit yang lain: “Berangkatlah kamu untuk meyelami laut ini dan nanti bawalah sesuatu yang kamu jumpai, meskipun sekedar pengalaman yang telah kamu lihat.” Sececah kemudian, Ifritpun kembali dan berkata sebagaimana apa yang dikatakan oleh Ifrit yang pertama tadi, hanya saja Ifrit yang terakhir ini telah menyelam dua kali.
Lantas Nabi Sulaiman berkata kepada Ashif bin Burkhiya, yaitu menteri Nabi Sulaiman yang telah disebut di dalam Al Qur’an sebagai orang yang mengerti ilmu kitab. Akhirnya Nabi Sulaiman dibawakan sebuah Kubbah dari kapur putih yang mempunyai empat pintu. Sebuah pintu terbuat dari intan, sebuah pintu yang terbuat dari yaqut, sebuah pintu yang terbuat dari mutiara, dan sebuah pintu yang terbuat dari Zabarzad yang hijau.
Seluruh pintu itu terbuka, namun setetes airpun tidak ada yang masuk ke dalamnya, padahal kubbah itu berada di laut yang paling dalam, sekitar perjalan Ifrit yang pertama tiga kali. Lantas kubah itu diletakkan di depan Nabi Sulaiman, tahu-tahu di dalamnya ada seorang pemuda yang berpakaian baik, bersih sedang menjalankan shalat. Nabi Sulaman masuk ke dalamnya dan mengucapkan salam kepadanya, lalu berkata kepada pemuda itu: “Apakah yang mebuatmu bisa bertempat tinggal di dasar laut ini?” Pemuda itu menjawab: “Wahai Nabi Allah, sesungguhnya ayahku itu seorang yang lumpuh, sedangkan ibuku tuna netra, aku berusaha untuk melayaninya selama tujuh puluh tahun.”
Ketika ibuku akan meninggal dunia, dia berdo’a: “Ya Allah berilah anakku usia yang panjang untuk datang kepadaMu.” Begitu juga ketika ayahku akan meninggal dunia, dia berdo’a: “Ya Allah berilah anakku kesempatan untuk beribadah kepadaMu di suatu tempat yang sekiranya tidak bisa dilalui oleh setan.”
Lantas aku keluar ke tepi laut ini setelah aku mengebumikan mayat ayah dan ibuku, lantas aku melihat kubbah ini di depanku. Aku masuk ke dalamnya untuk melihat keindahan di dalamnya. Akhirnya ada malaikat yang datang padaku dan membawanya bersamaku ke dalam laut ini. Lantas Nabi Sulaiman bertanya: “ Kira-kira kapan kamu sampai ke tepi pantai ini?” Pemuda itu menjawab: “Kira-kira pada jaman Nabi Ibrahim Al Kholil.”
Nabi Sulaiman mengingat tentang sejarah Nabi Ibrahim yang bisa diperkirakan dua ribu empat ratus tahun yang silam. Sungguhpun demikian, pemuda itu masih tetap muda tidak ada satupun uban di rambut kepalanya.
Nabi Sulaiman bertanya: “Bagaimanakah makanan dan minumanmu?” Pemuda itu menjawab: “Pada tiap hari ada seekor burung hijau yang membawa sesuatu yang kuning di patuknya seperti kepala manusia, lalu aku memakannya. Aku bisa merasakan segala kenikmatan di dnia. Dengan memakannya aku tidak terasa laar dan haus, panas dingin dan tidurpun aku tidak ada kedinginan lagi, aku tidak terasa susah, tidak jemu.”
Lantas Nabi Sulaiman berkata: “Apakah kamu senang bersama kami?” Pemuda itu menjawab: “Kembalikan aku ke tempatku wahai Nabi Allah.” Nabi Sulaiman berkata kepada Ashif: “Wahai Ashif kembalikan ke tempatnya.” Nabi Sulaiman menoleh dan berkata: “Lihatlah, bagaimana Allah mengabulkan do’a kedua orang tua lelaki ini. Oleh sebab itu, aku peringatkan kepadamu jangan sampai durhaka kepada kedua orang tua.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar